semoga arif dan rahman

mencintai dan mengabdi

Name:
Location: bandung, Jawa Barat, Indonesia

biasa aja

Friday, June 24, 2005

ironisnya saya, sayanya ironis....

"kamu terpelajar, harus adil, adil sudah sejak dialam pikiran,apalagi dalam perbuatan "

mengakhiri tahun ajaran lama, menjelang tahun ajaran baru ( bisa juga dikatakan saya sedang liburan), teringat sebuah pernyataan Jean Marais kepada karibnya Minke, seorang pribumi terpelajar. lalu saya coba mengganti sosok minke dengan sosok saya sendiri.jika ada karib saya yang berkata dan bertanya seperti Jean Marais, kira-kira saya menjawab apa ya(?)..

Jadi sudah adilkah kamu arif?
(kalau dari arti nama , seharusnya sudah, tapi kenyataannya belom sama sekali)

saya sebagai terpelajar, sebagai mahasiswa masih memiliki distorsi antara " think globality" dengan " act locality", dan distorsi sudah sebegitu parahnya .

sebagai contoh ketika saya sibuk menghujat (walau dalam hati) kasus longsor TPA Leuwi Gajah yang merembet jadi kasus sampah menumpuk di Bandung . ternyata pada kenyataannya saya belum bisa untuk mengkoreksi diri pribadi dahulu . hal ini tercitra lewat tindakan saya yang masih lalai terhadap kebersihan di lingkungan sendiri seperti membuang sampah pada tempatnya, mengembalikan inventaris dan alat makan setelah menggunakannya ( terutama di MTI), malas bersih-bersih di kos dan MTI ketika dirasa sudah tidak nyaman lagi.

contoh lain adalah mengenai korupsinya saya. saya sebagai mahasiswa selama ini selalu berpendapat dan berkoar bahwa korupsi harus diberantas dari bumi pertiwi, dan itu harga mati! . tapi lihat kenyataanya di kampus rakyat ini ( rakyat yang mana ya?), saya belajar untuk menjadi koruptor amatir. lewat aksi titip absen di 9104, aksi mencontek di TVSTC, dan aksi copy paste laporan di KMTI eh maap MTI. untungnya saya belom menjadi aktivis yang dalam aksinya di depan gedung sate berorasi " Gantung Koruptor", tetapi jari,jari penggenggam toa itu tak lama kemudian beralih fungsi menjadi pengetik sms, begini bunyinya " coy, gw lagi di Sate nih, kalkulus gw dah abis jatah bolosnya,idup mati gw ada diujung puplen lo, tolong ya bro! btw jangan lupa doanya, biar demo gw sukses.."

dan kasus berikutnya sudah jamak ditemukan di himpunan saya sendiri. tentang kaderisasi (PPAB). di PPAB ini, saya sebagai panitia selalu menekankan tentang kerjasama, kesigapan,disiplin,kebersamaan,dan segala macam nilai ideal. tapi kenyataan pada diri ini?
masih suka telat briefing,rapat dan bahkan saat acara lapangan PPAB.parahnya keterlambatan ini hanya karena kelalaian dan kemalasan, bukan karena alasan rasional, apalagi kebenarah ilmiah(naon?).
dan seperti kata orang indonesia, untungnya...! .nah, untungnya saya belom masuk fase swasta yang dalam mengevaluasi masih banyak kecacatannya karena cenderung hanya membentuk opini bahwa panitia salah , tanpa terlebih dahulu mengevaluasi diri sendiri dan mengevaluasi keberhasilan panitia. bahkan kadang effortnya dievaluasi lebih gedhe(pake h) daripada effortnya di saat membimbing dan membantu panitia. semoga nantinya saya tidak termasuk golongan seerti itu.

masih pantaskah saya sebagai terpelajar, sebagai mahasiswa dikatakan memiliki idealisme yang sahih, memiliki nilai- nilai keadilan dalam pikiran, sikap dan perbuatan. kalau nyatanya tindakan saya masih seperti itu?

sepertinya kata "pantas" hanya bisa di berikan untuk segelintir orang di kampus ini.






2 Comments:

Blogger vetriciawizach said...

seorang teman pernah berkata...
"untungnya kita masih kuliah..., ketika kita melangkahkan kaki ke luar gerbang ganesha,sudah tidak ada ruang lagi untuk melakukan kesalahan"
Tapi jangan dijadikan pembenaran ya..Perjalanan masih panjang...

8:05 AM  
Blogger arif rahman said...

ia bu..kayanya harus "mulai dari dalam" ya...

7:20 PM  

Post a Comment

<< Home