semoga arif dan rahman

mencintai dan mengabdi

Name:
Location: bandung, Jawa Barat, Indonesia

biasa aja

Monday, June 27, 2005

disuatu pagi

selepas subuh disuatu pagi
alam dapat dikata masih begitu sunyi

dipekarangan hijau kosku
hanya ada sosok diri dan guru

berbincang ringkas tentang bangsa
perihal manusia dan kebebasannya

dengan akrabnya
dengan hangatnya...


percakapan singkat itu bermula tanpa ku sadari. saat sinar emas mentari mencoba merasup dan memberi kehangatan diwajah bumi, tiba-tiba terdengar suara petikan gitar dan orang bernyanyi. dekat sekali.

hal ini membuatku menggerutu, karena mengganggu acara tidur lanjutan ku. namun lama kelamaan kudengar dengan seksama , musiknya ternyata asik juga.

guna menuntaskan rasa penasaranku tentang siapa sosok penggangu itu, walau berat kutnggalkan juga kasur dan selimut kesayanganku.


begitu kagetnya diriku sehinga kata busyet keluar lancar dari mulutku. kaget karena dipekarangan kosku aku melihat sosok mu , tinggi kurus, kucel dan kumel. dengan rambut panjang yang digimbal melewati bahu.

engkau sedang memetik sebuah gitar yang usang dan tua. tidak bisa tidak. pasti ini orang gila!


"pagi pak. pagi-pagi koq nyanyi? lagunya aneh lagi. tentang apa?"

kau langsung berbalik badan, itu tangan kanan langsung terulur mengajak berjabatan. kita pun berkenalan. dengan Indonesia yang terbata, syair lagumu coba kau jelaskan. isinya tentang cinta dan kebebasan .

"kebebasan, itu yang paling disukai bangsa ini pak. tapi latah. jadinya pasca reformasi, kami ngga bisa lagi bedain bebas dengan binal. mungkin efek penjajahan yang sudah ada sejak awal peradaban "

kau hanya tersenyum miris, bertanya kenapa pendapatku yang terahir bisa begitu sinis.


" kalau dipikir-pikir pak, negeri saya ini dijajah mulu. wong dari jaman Majapahit rakyat sudah harus membayar upeti. abis itu langsung diperawani sama portugis. beralih ke belanda, semapt dicicipi inggris, balik dikuasai belanda lagi. terahir dijajah temen sendiri,jepang"

engkau terlihat sangat antusias dengan perkataanku, maka tanpa menunggu....

" bahkan pak, setelah merdeka tahun 45, rakyat masih ditindas dan dikekang oleh rezim orde lama dan baru. bahkan hukum pun jadi media para penguasa dan pengusaha untuk mengukuhkan kedudukannya"

kau pun akhirnya mengeluarkan pendapat. penjajahan tidak hanya yang eksplisit dan terlihat . paling parah justru penjajahan mental yang tak tersurat, belum tentu tersirat . budaya, pendidikan, ekonomi dan informasi, semuanya berkiblat kebarat.

mental anak seumuranku kau adalah mental MTv dan mental buruh. kami tidak tau lagi arti perjuangan, produktivitas, tanggung jawab bahkan harga diri. pola hidup konsumtif dan berpoya. cara belajar adalah belajar untuk bekerja, bukan belajar untuk hidup. apalagi hidup untuk belajar.

"benar juga pak. kalau kata Rasul saya, Muhammad SAW, perang terbesar dalam hidup manusia adalah perang membebaskan diri dari jajahan hawa nafsu"

mengenai hal ini kau mengangguk setuju. yag tersulit dalam hidup ,katamu.

kau pun melanjutkan. bangsamu, bangsaku sampai saat ini masih terjajah oleh kemiskinan dan kebodohan.negara dunia ketiga harus bahu membahu menuntaskannya.harus seperti mahatma gandhi yang percaya kemampuan bangsa sendiri. tak perlu mengaharap bantuan, karena bantuan aliasnya hutang.

aku pun terdiam, mataku menerawang jauh. coba memikirkan nasib bangsa kebanggaanku .kita berdua sama-sama membisu. namun kesunyian itu lantas pecah oleh suara batukmu.

tanpa disangka kau langsung berpamitan. masih harus menuntaskan perjalanan.


dan tampaknya kau sangat tergesa. tanpa banyak berkata kau pun melangkah kejalan raya, sambil memetik itu gitar tua, menyanyi dengan sendunya

"Emancipate yourslave for mental slavery

none but ourselves can free our minds...."

1 Comments:

Blogger vetriciawizach said...

bagus euy tulisannya...
nice...
ga bisa bilang apa2 lagi...he3x...

7:12 AM  

Post a Comment

<< Home