semoga arif dan rahman

mencintai dan mengabdi

Name:
Location: bandung, Jawa Barat, Indonesia

biasa aja

Wednesday, August 03, 2005

tentang bahagia

Bahagia, suatu kata yang sangat didamba oleh manusia. Kata yang sangat penting dalam perjalanan hidup seorang hamba. Kata yang selalu kita bisikkan dalam setiap doa . Kata yang sering didengar dan dilihat, tetapi sulit untuk mendapatkannya. Bahagia, hanya satu kata, namun sulit sekali untuk memahaminya. Abstrak , situasional.

Abstrak dan situasional , mungkin dua kata ini bisa membantu menjelaskan betapa rumitnya bahagia ini. Betapa tidak, bila sakit maka hal yang paling bisa membuat saya bahagia adalah kesembuhan. Bila nggak ada uang , hal yang membahagiakan saya adalah datangnya kiriman dari orang tua. Bila sedang ujian, hal yang bisa bikin senang adalah dapat mengerjakan soal agar memperoleh nilai yang baik. Bila letih akibat kegiatan yang lagi banyak, kebahagiaan saya yang utama adalah istrahat di tempat tidur tercinta , bisa juga dimana saja. Bahkan bila sedang nonton Juventus atau Liverpool, kebahagiaan saya yang utama saat itu adalah bila melihat tim saya ini menang dengan skor telak. Tentu tidak perlu diperpanjang pemaparan tentang kondisi – kondisi bahagia versi saya , karena contoh diatas sudah menggambarkan secara gamblang betapa situasionalnya kebahagiaan.

Namun, kadang saya merasa resah, karena potongan-potongan momen bahagia selama hidup saya ini selalu tidak sempurna dengan waktu kejadian yang singkat. Singkat dan tidak sempurna, mungkin karena syukur belum ada dalam hati saya untuk merawat dan menciptakan rasa bahagia.

Ya, saat sakit , saya sangat bisa bersyukur akan nikmat sehat, saya pun berusaha dan berdoa agar memperoleh nikmat sehat kembali. Tetapi saat kesehatan sudah melekat dibadan, rasa syukur itu memuncak sesaat untuk kemudian hilang lagi. Saat ini saya sedang sehat. Jujur, susah benar hati ini diajak untuk bertualang sejenak menjelajahi nikmat kesehatan, kebugaran, normalnya anggota tubuh dan kerja indra tubuh yang kesemuanya diberikan Allah secara cuma-cuma.

Ini baru dari sisi kesehatan, belum lagi dalam hal materi, kesempatan, waktu, kasih sayang, dll. Sepertinya , setiap momen yang ada dalam hidup kita adalah momen bahagia bila kita bisa mensyukuri dan menarik hikmahnya. Seperti ( lagi-lagi) momen saat sedang sakit. Dalam momen sakit ini, bila kita mampu bersabar , Allah telah menjanjikan akan merontokkan dosa-dosa kecil kita laksana rontoknya daun-daun dimusim gugur.

Bersyukur untuk mencapai kebahagiaan yang sejati pun ada tingkatannya . Yang pertama ya seperti diri saya saat ini. Syukur ketika momen sehat datang setelah lama sakit. Syukur yang memuncak namun singkat (dan menyebabkan kebahagiaan yang ada pun singkat) , kadang tidak lebih dari sekedar euforia.

Syukur yang lebih mantap lagi adalah syukur yang kita lakukan secara kontinu, karena kita bisa melihat bahwa kita mendapatkan nikmat dari Allah SWT lebih dari orang lain. Bahasa enaknya, masih lebih beruntung dari banyak orang. Walaupun keuangan keluarga pas-pasan, tetapi saya masih bisa kuliah. Walaupun mata rabun jauh , tetapi mata masih lengkap dan bisa melihat dengan baik dengan bantuan kacamata. Walau kulit rada hitam , tapi masih buanyak yang lebih hitam. Walau badan kurus, tapi Alhamdulillah untuk makan masih gampang. Kira-kira seperti itu rasa syukur kedua ini. Tentang hal ini saya jadi teringat nasihat Umi saat saya pertama berangkat ke Bandung dua tahun yang lalu ” Arif harus selalu melihat kebawah agar tidak pernah lalai bersyukur. Tapi juga jangan lupa melihat keatas, biar abang terus berusaha maju dan sukses”

Rasa syukur yang paling tinggi adalah rasa syukur disetiap kondisi, baik senang atau susah. Baik saat kita merupakan orang yang paling beruntung, atau paling buntung . Syukur ini dipaparkan secara luar biasa oleh Al-Anissa May dalam buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka. Dikisahkan dalam buku ini bahwa ada seorang khalifah yang berpidato dihadapan ribuaan ummatnya tentang rasa syukur, lebih kurang penggalan pidatonya adalah seperti berikut:

"Kalau engkau kaya, maka bahagiakanlah hatimu. Karena engkau diberi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal yang sulit. Engkau memperoleh pujian dan kekaguman dari orang-orang atas kekayaan yang engkau miliki. Juga kau beroleh kebebasan untuk menafkahkan hartamu dijalan Allah.

Kalau engkau fakir miskin, bahagiakanlah hatimu. Karena sesungguhnya engkau terlepas dari penyakit jiwa yang selalu menimpa si kaya, yaitu kesombongan. Tidak ada orang yang dengki dan hasad karena hartamu. Bahagiakanlah hatimu karena sesungguhnya ini merupaklan nikmat yang tidak ada jalan untuk kecil hati lagi dengki.

Kalau tanah airmu dijajah, maka bahagiakanlah hatimu. Karena penjajahan membuka jalan bagi bunga yang terjajah kepada perjuangan membebaskan diri. Karena itulah perjuangan hidup mati yang meninggalkan nilai bagi manusia. Karena ketahuilah bahwa tidak didapat suatu bangsa yang terus menerus dijajah.

Kalau tanah airmu merdeka, bahagiakanlah hatimu. Karena engkau berdiri sama rendah dan tegak sama tinggi dengan bangsa lain. Engkau memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk mengisinya dengan hal-hal yang baik. Engkau bebas untuk membangun dan memberi manfaat.

Kalau engkau sehat, maka bahagiakanlah hatimu. Karena telah nyata nikmat Allah pada dirimu. Karena dengannya engkau mudah mendaki bukit kesulitan dan melewati jurang hambatan.

Kalau engkau sakit, bahagiakanlah pula hatimu. Karena telah nyata bahwa dirimu adalah medan perjuangan diantara dua alam yang dijadikan Tuhan, yaitu kesehatan dan kesakitan. Kemenangan akan terjadi pada yang kuat, dan kesembuhan mesti datang setelah perjuangan. Baik itu kesembuhan dunia, maupun kesembuhan sejati.....”

Bahagiakanlah hati dengan syukur.
Syukurkanlah hati agar bahagia.

2 Comments:

Blogger Mona said...

..momen-momen bahagia..

..momen-momen kebahagiaan bagaikan puzzle yang menunggu disusun..
..gambar apa yang akan muncul saat puzzle itu telah disusun?
..mungkin kita tidak akan bisa melihatnya bila kita tidak memakai kaca mata..
..kaca mata yang terbuat dari rasa syukur dengan mengucap, "Alhamdulillah..."

..semoga kita semua menjadi manusia yang masih ingat untuk berterima kasih pada Allah Yang Rahmaan..
=D

7:33 AM  
Blogger vetriciawizach said...

gw dulu pernah nulis di bukom mti..
einstein pernah bilang (lupa gw baca dimana):
Bahagia tidak sama dengan senang.
bahagia adalah suatu keadaan dimana kita sadar kita tidak memerlukan kebahagiaan lagi.
Bahagia adalah suatu proses penciptaan energi di jiwa.

ampe sekarang gw ga tau itu artinya apa...

7:31 AM  

Post a Comment

<< Home