semoga arif dan rahman

mencintai dan mengabdi

Name:
Location: bandung, Jawa Barat, Indonesia

biasa aja

Wednesday, August 31, 2005

Tertutupnya gerbang kampusku

Gerbang belakang ITB bercat kuning itu banyak sekali jasanya. Ianya biasa menjadi pintu motor menuju parkir SBM. Biasa juga menjadi sarana keluar masuk mahasiswa TI, Matematik ,Astronomi, Labtek Biru’ers dan SBM. Biasa juga jadi jalan tercepat saya menuju tempat makan favorit di belakang ITB. Tapi itu dahulu. Tepatnya 2 bulan yang lalu. Kini ....kondisinya sudah berbeda teman. Pintu gerbang yang terbuat dari besi dan bercat kuning itu telah terkunci. Kalau dulu bapak satpam mengawat durikan dinding pembatas yang mengarah ke Mesjid Batan dengan alasan keamanan , akal dan hati saya masih ikhlas menerima. Tapi kalau ini , ini apa?!!!

Karena hierarki antara saya yang mahasiswa dan pihak pembuat kebijakan sudah sedemikian jauhnya. Baik nya saya, mahasiswa , coba mereka-reka saja. Alasan kebersihan dan kenyamanan bisa dikemukanakan. Hal ini terkait dengan kabar burung tentang alasan utama penutupan gerbang ini, yaitu pembersihan PKL ( maap kalau salah, berarti error ada pada siburung dan saya).

Sepakat kalau semua kita ingin bersih. Ingin tertib. Ingin teratur. Ingin nyaman. Asri. Genah Merenah Tumakninah kata orang bandung . Tapi mari lihat juga kepentingan lain yang terkait didalamnya. Kan nilai bersih aman nyaman tidak hanya dirasakan bapak-bapak diatas saja. Mahasiswa, pegawai, pedagang dan bahkan pengunjung yang gak tau apa-apa turut juga lho merasainya. Ayolah lebih memikirkan dampak turunan kebijakan itu. Ajak otak dan hati biar lebih manusiawi. Kalau ngga mau diajak, ya....dipaksa juga gak papa.

Penting mana keteraturan , dibanding kebutuhan mahasiswa seperti saya akan makanan murah, ngenyangin , plus cepat saji ? Signifikan mana kenyamanan karena wilayah belakang bersih , dibanding kenyamanan seorang gadis cantik molek dengan tonjolan dan aurat dimana-mana yang harus bersusah payah memanjat pagar plus melindungi sebagian besar tubuhnya dari sasaran nakal mata manusia? Butuh mana kata aman diatas kertas, dibanding rasa khawatir banyak mahasiswa akibat motornya yang diparkir diluar wilayah ITB? Kasihan juga melihat seorang mahluk berjenis kelamin wanita dengan usia setengah baya dinaungi payung dibawah siraman hujan, harus berputar sejauh berpuluh meter menuju gerbang lain yang terbuka.

Kalau alasan diatas salah adanya , lalu yang benar apa ya?...

Pernah terlintas dibenak saya mungkin yang benar adalah kunci gembok gerbangnya hilang ( usulan kongkrit dari Anto: rantainya di putusin aja...hehehhe). Atau bapak penjaga parkir SBMnya sedang pulang kampung. Atau malah bisa jadi ini program ITB untuk meningkatkan porsi fisik mahasiswa , terkait dengan pelarangan kegiatan fisik dalam kaderisasi...

Kalau yang ini juga nggak bisa diterima , yang rasional jadi apa?!!



Yang benar datangnya dari Allah SWT dan yang salah datangnya dari saya...

Tuesday, August 30, 2005

fyyuh..nafsu..

Bingung juga tadi pagi. Pukul 7 benar, pikiran sudah terjebak diantara dua system ekonomi . Sistem ekonomi pasar( kapitalis) dan system ekonomi central ( komunis). Hehehehe. Tiba-tiba muncul dua pertanyaan retoris (yang untungnya saya pendam dalam hati saja). Perkaranya ,dua pertanyaan nyeleneh ini tidaklah pantas diajukan dikelas seserius itu. Bisa bikin malu diri sendiri . Kemunculannya pun gak elite, hanya secara ”tiba-tiba”. Entah dari mana, entah bagaimana, dan entah apa jawabanya.Hanya Allah SWT yang bisa menjelaskan dengan betul-betul benar .

Pertanyaan pertama. Gak penting. Indonesia, negara saya, memakai sistem ekonomi mana ya? . Jawaban dari hati dan otaksama gak pentingnya. ...Ya , sistem ekonomi kita jelas Sistem Ekonomi Pancasila. Nama lain: sistem ekonomi antara. Ada sistem ekonomi antara kapitalis dan komunis. Sistem ekonomi antara konsep baik dengan praktik buruk juga boleh ( -dianjurkan melihat iklan sosro-). Buktinya kalau di kenyataan kita sudah sangat dekat dengan sistem ekonomi kapital, namun dari sisi peraturan masih ada ” bau-bau ” komunis(dengan alasan utama pemenuhan kebutuhan rakyat banyak). Kalau hanya hidup dari sistem , mungkin ekonomi Indonesia sudah mengangkangi Cina dalam persentase kemajuan. Namun, seperti biasa, masalah condong ke faktor pelaksananya, manusia Indonesia....

Pertanyaan kedua lebih nyeleneh lagi, dan sukurnya tadi secara gak langsung dijawab dosen saya. Dengan SDM yang masih seperti ini, baiknya kita pakai sistem apa ya?. Jawaban dosen saya cukup menyenangkan. Tidak ada yang baik. Karena dilihat dari kinerja pertumbuhannya , kedua sitem ini memfardhu kan perkembangan secara terus menerus. Dimana permintaan dan kebutuhan dianggap terus meningkat secara signifikan. Dan bila ini terjadi terus, akan terjadi collapse. Keruntuhan dalam Bahasa Indonesia.

Sebab runtuhnya macam-macam. Karena kesenjangan antara kaum superkaya dan kaum supermiskin ( proletar atau buruh kata om Marx). Karena masa ”subur” dari penjualan produk telah habis. Bahkan yang paling bahaya bila dunia ini sudah kehabisan sumber daya untuk diolah menjadi produk , dan kehabisan kebutuhan dan kemampuan konsumen untuk dicecoki barang dagangan.

Kalau melihat life cycle produk yang makin pendek dan varian produk yang makin banyak dalam rangka pemenuhan semua tingkat kebutuhan manusia, kejadian paling bahaya tadi nampaknya tinggal menunggu waktu saja.Pertandanya sudah gamblang kok. Lihat saja bagaimana kebutuhan tersier sekarang sudah dipaksakan menjadi kebutuhan sekunder bahkan primer. Bahkan barang yang jelas-jelas jelek untuk manusia , seperti rokok, dengan bantuan iklan dan propaganda ( yang utama memang masih efek candunya) menjelma menjadi kebutuhan primer sebagian manusia. Untuk beberapa oknum pemakai , tingkat kefardhuan pemenuhannya bisa diatas sandang, papan bahkan pangan. Lebih baik puasa nabi Daud asal bisa merokok sebungkus sehari.

Kalau semuanya sudah bisa dijual, kan kita tinggal menunggu saat dimana tak ada lagi yang bisa dijual. Pun saat semuanya bisa dijadikan produk, kita tinggal menunggu dimana tak ada lagi yang bisa dijadikan produk....

Wah ,jadi bingung sendiri. Kalau emang takdirnya manusia begini, terus mau apa lagi? Ya udah, raup sebanyak-banyaknya bos, ntar kehabisan lho. Hahahaha. Itu sisi pesimistis saya. Optimisnya manusia sekarang kan sudah mulai memikirkan sistem ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berprikemanusiaan. Bahkan sistem ekonomi keIslaman pun sudah mulai di dengungkan. Nafsu berkedok keinginan coba di pisahkan dari kebutuhan. Semoga ini pemecah masalahnya.

Wednesday, August 17, 2005

selamat ulang tahun bunda

Pejamku sejenak dipagi buta
Hening sesaat merayakan ulang tahunmu
Belum bisa ada kado atau pesta untuk bunda
Kan keluarga kita statusnya masih pra sejahtera
Tapi jangan lantas sedih bunda
Hari ini sudah sepatutnya bunda gembira
Ajak juga saudara-saudaraku turut bahagia
Aceh , Sampit, Ambon sampai Papua
Merekakan anak yang butuh kasihmu juga
Janganlah bunda manjakan terus Jakarta
Ajak juga saudara-saudaraku turut bahagia
Dikawasan kumuh kota sampai pelosok desa
Kunjungi mereka, bawa tawa terbaik yang engkau punya
Selama ini mereka kurang diperhatikan saudaranya

Pejamku sejenak dipagi buta
Sekedar cengkrama dari ananda
Rasai semilir angin, lembut belaimu bunda
Sandarkan kepala kesusuanku waktu balita
Tak lagi bisa kubendung rasa haru yang mendera
Senyumku terasa hangat tercampuri lelehan air mata
Selamat ulang tahun bunda..

Friday, August 12, 2005

sedih mahasiswa

Mahasiswa kini ya Mahasiswa kini ya Hebat ya mahasiswa saat ini?
Nurani tidak lagi menjadi senjata sakti

Sudah tumpul tertutup debu trasdisi dan arogansi

Lihat momen kebanggaan kampus kita kita : kaderisasi

Hak azasi mahasiswa di kencingi

Pelakunya ya kita – kita sendiri

Penindasan :dari mahasiswa, oleh mahasiswa, untuk mahasiswa sendiri


Betapa hebatnya kita kini

Ditindas rektorat kita cerdas dalam berteriak dan memaki

Menindas teman sendiri malah jadi kebanggaan pribadi

Manusia dikastakan berdasarkan kaderisasi yang diikuti

Pembenaran : keberlangsungan organisasi,tegaknya konstitusi

Kebenaran : keberlangsungan tradisi, tegaknya arogansi

ckckckck
Aduuuh kawan, apa yang kau pikirkan ini?
Jangan tanya pada otak, yang bisa menjawab cuma hati nurani

Jangan mau dijajah oleh hukum yang dibuat sendiri

Apa Tuhan kalian sekarang konstitusi yang dibentuk oleh tradisi?

Kau kira bisa mengabdi pada rakyat dengan cara seperti ini?

Kau pikir mentari kampus kita nyalanya seperti ini?


Musuh utama sekarang bukan tentara lagi, tapi diri sendiri

Ya ...pribadi yang kupaparkan diatas tadi

dan ..mungkin termasuk diriku yang tak kunjung bernyali dan bertaji....


HIDUP MAHASISWA!!!


Hahaha, hidup dengan nurani yang hampa!!!






maafkan dua puisi terakhir isinya menghujat selalu...
sekedar penyaluran rasa sedih, hanya itu..


Friday, August 05, 2005

negeri atas nama

atas nama cinta,
bebas donk aku berbuat zina?!
atas nama hak azasi manusia,
boleh kan berbuat sekendah hati gua?!
atas nama seni,
bisa ya tampil telanjang mempertontonkan diri?!
atas nama nafkah keluarga,
aku wajib donk korupsi dan maling uang negara?!
atas nama kesejahteraan warga
boleh ngga aku jual ini negara?!

saudara, ini lho Indonesia
atas nama kebebasan bersuara,
engkau bebas unjuk rasa sampai muncul huru-hara.
atas nama demokrasi,
lempari saja itu kantor KPU dengan batu besi.
atas nama harga diri,
para pejabat harus ngantor pake mobil merci.
atas nama balas budi,
untuk mengihidupi dia punya party, wakil rakyat minta naik gaji.
atas nama civitas akademika,
ketua yayasan dipukuli, mahasiswa dipaksa cuti.

saudara, inilah aku punya bangsa
banyak sekali sumpah pocong
tapi atas nama Tuhan sumpahnya..
bodoh sekali!!
selalu ada pergantian nama
SMU,SMA, sampai SLTA
atas nama perbaikan katanya..
tolol sekali!!
tak terhitung orang hilang dan tindak kekerasan
atas nama kemanan dan ketertiban kilahnya..
laknat sekali!!
guru menjual buku mahal ke murid yang tak punya uang
atas nama pemerataan pendidikan belanya..
hina sekali!!
tak terhitung orang yang merusak ajaran agama
atas nama kemerdekaan berfikir , perkembangan zaman sanggahnya..
biadab sekali!!

saudara, inilah aku punya negara
atas nama bisa anda temukan dimana-mana
bahkan di awal kelahirannya
dipagi hari ke-17 bulan ke-8 tahun 1945

Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta..

Thursday, August 04, 2005

dan lap

Berat Jadi Danlap Siapa kalian?!
Dua ribu empat!


Dua ribu empat?!
Teknik Industri!

Teknik Industri?!
I Te Be..!

Menjadi komandan lapangan merupakan salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup saya. Bukan hanya karena peristiwa-peristiwa yang sangat berkesan, namun juga karena pembelajaran – pembelajaran, yang walaupun sedikit , namun sangat berarti bagi perkembangan diri .

Kalau cerita tentang kesan , banyak sekali yang bisa saya sebutkan dan ada juga yang sudah terlupakan. Diantaranya yang paling berkesan adalah kerjasama 12 oranng BCD dalam merebut panggung di Dago Festival akhir tahun lalu ( Edo dapat gelar Subhanallah kategori Playboy...). Tentang semangat dan motivasi teman-teman calon danlap lainnya yang membuat saya memberanikan diri ( lebih tepatnya terpancing) untuk turut maju bersaing. Tentang jeleknya suara perut saya ( kalo ngga salah saya paling gak jago suara perut, diikuti Ias ditempat kedua). Tentang ngasalnya dan groginya saya dalam test orasi yang dipimpin Amir ( sukur aja di GSG dan malam jadi jelek-jeleknya ketutupan dikit). Tentang saya saat simulasi yang harus berorasi tentang nostalgia PPAB angkatan 2003, disitu hampir saya nangis sambil megang toa dan suara pun akibatnya bergetar-getar ( masih hampir!). Tentang masukan yang diberikan Oga waktu saya pertama kali megang di malam pembukaan. Tentang saya yang risih namun kecanduan ber-aku ria didepan peserta. Tentang lempar-lemparan tugas lari diantara kami berempat para danlap. Tentang rebutan job-job manggung yang dirasa mantap dan berkelas antara para danlap. Tentang saya yang harus ngelanjutin tugas Edo ngebantai peserta waktu hari malam dan hujan di lapangan GSG karena mereka dianggap sepele sama tugas . Tentang saya yang senang sekali ngedengar lagunya anak 2004 ” Industri didadaku...MTI calon himpunanku...”. Tentang saya ngedanlapnnya lama waktu cek alat malam akhir karena sadar panggung dah hampir habis ( hehehe). Tentang haru dan leganya saya saat momen pelantikan , melihat wajah-wajah ”anak didik”( gaya betul ) yang diterangi cahaya api unggun , diiringi nyanyian lagu hymne MTI. Tentang kerjasama yang saya alami dengan panitia PPAB lainnya dan juga peserta, tentang marah-marahnya, tentang evaluasinya, tentang ketawa dan becandanya, tentang ngomong gak jelasnya, tentang nangisnya dan semua kekonyolannya.

Kalau dari kesan saya punya cerita panjang lebar , maka dari pembelajaran belum terlalu banyak yang bisa saya endapkan. Salah satu dari yang sedikit adalah tentang beratnya mengemban tugas sebagai danlap. Berat, karena menurut saya tugas danlap itu menyampaikan kebenaran seperti juga ustad. Cuma bedanya kalau ustad landasannya jelas. Pertama Al Quran, setelah itu Hadist sahih Rasulullah SAW dan terahir kesepakatan dan fatwa ulama. Sedangkan kalau danlap landasannya rada kabur, cuma bergantung dari nilai ideal, pengetahuan, dan pengalaman yang ada dalam diri pribadi maupun dalam diri teman-teman tim materi.

Itu baru dari faktor landasan. Faktor lainnya adalah pertanggung jawaban kata-kata yang dipocikan (diucapkan). Baik pertanggung jawaban kepada Allah, kepada diri sendiri , maupun kepada orang-orang yang kita seru. Faktor ini yang paling berat. Karena keidealan dialam pikiran, alam perkataan dan alam perbuatan itu berbeda tingkat kesulitan pengadaan dan pemeliharaannya.

Di alam pikiran masing-masing dari kita , apalagi sebagai mahasiswa , tidak terlalu sulit untuk menjadi sangat ideal. Lebih sulit keidealan dalam perkataan, karena ada keharusan untuk berfikir lebih keras dalam memilih perkataan dan momen yang tepat untuk menyampaikan keidealan pikiran tadi kepada orang lain. Yang terahir dan paling sulit adalah menjalankan keidealan ( pikiran dan perkataan) itu dalam sikap dan tindakan kita. Dan karena menjadi danlap, mau tidak mau saya harus menjalani kesulitan yang terahir ini. Menjalankan apa yang saya ( dan tim materi ) pikirkan dan apa yang saya katakan sebagai danlap di depan peserta PPAB. Parahnya lagi saya ini merupakan danlap yang paling sering refleksi, jadi paling banyak poci-pocinya, hehehhehe. Mulai dari semangat, kerjasama, rasa solider, non oportunis, tepat waktu, disiplin, manajemen tugas, kesigapan, kesolidan ,kebersamaan, kekompakan dan ke-an ke-an lain yang menunjukkan sikap yang harus dimiliki oleh individu dan angkatan .

Tentu , dari penuturan diatas, jelas posisi saya rawan sekali melakukan kesalahan-kesalahan akibat tidak menjalankan himbauan yang saya katakan sendiri di depan peserta. Dan hal ini merupakan sesuatu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah.


Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan .”( Q S Ash-Shaff ; 2 & 3)


Namun saya yakin tanpa kesalahan takkan lengkap pembelajaran, tanpa keberanian takkan ada kesuksesan. Dan untuk kesalahan-kesalahan tak ada yang bisa dilakukan selain berusaha berbernah dan selalu memohon ampun. Jadi walaupun sangat berat, namun nikmat menjadi danlap tidak boleh tidak haruslah disyukuri.



Wednesday, August 03, 2005

tentang bahagia

Bahagia, suatu kata yang sangat didamba oleh manusia. Kata yang sangat penting dalam perjalanan hidup seorang hamba. Kata yang selalu kita bisikkan dalam setiap doa . Kata yang sering didengar dan dilihat, tetapi sulit untuk mendapatkannya. Bahagia, hanya satu kata, namun sulit sekali untuk memahaminya. Abstrak , situasional.

Abstrak dan situasional , mungkin dua kata ini bisa membantu menjelaskan betapa rumitnya bahagia ini. Betapa tidak, bila sakit maka hal yang paling bisa membuat saya bahagia adalah kesembuhan. Bila nggak ada uang , hal yang membahagiakan saya adalah datangnya kiriman dari orang tua. Bila sedang ujian, hal yang bisa bikin senang adalah dapat mengerjakan soal agar memperoleh nilai yang baik. Bila letih akibat kegiatan yang lagi banyak, kebahagiaan saya yang utama adalah istrahat di tempat tidur tercinta , bisa juga dimana saja. Bahkan bila sedang nonton Juventus atau Liverpool, kebahagiaan saya yang utama saat itu adalah bila melihat tim saya ini menang dengan skor telak. Tentu tidak perlu diperpanjang pemaparan tentang kondisi – kondisi bahagia versi saya , karena contoh diatas sudah menggambarkan secara gamblang betapa situasionalnya kebahagiaan.

Namun, kadang saya merasa resah, karena potongan-potongan momen bahagia selama hidup saya ini selalu tidak sempurna dengan waktu kejadian yang singkat. Singkat dan tidak sempurna, mungkin karena syukur belum ada dalam hati saya untuk merawat dan menciptakan rasa bahagia.

Ya, saat sakit , saya sangat bisa bersyukur akan nikmat sehat, saya pun berusaha dan berdoa agar memperoleh nikmat sehat kembali. Tetapi saat kesehatan sudah melekat dibadan, rasa syukur itu memuncak sesaat untuk kemudian hilang lagi. Saat ini saya sedang sehat. Jujur, susah benar hati ini diajak untuk bertualang sejenak menjelajahi nikmat kesehatan, kebugaran, normalnya anggota tubuh dan kerja indra tubuh yang kesemuanya diberikan Allah secara cuma-cuma.

Ini baru dari sisi kesehatan, belum lagi dalam hal materi, kesempatan, waktu, kasih sayang, dll. Sepertinya , setiap momen yang ada dalam hidup kita adalah momen bahagia bila kita bisa mensyukuri dan menarik hikmahnya. Seperti ( lagi-lagi) momen saat sedang sakit. Dalam momen sakit ini, bila kita mampu bersabar , Allah telah menjanjikan akan merontokkan dosa-dosa kecil kita laksana rontoknya daun-daun dimusim gugur.

Bersyukur untuk mencapai kebahagiaan yang sejati pun ada tingkatannya . Yang pertama ya seperti diri saya saat ini. Syukur ketika momen sehat datang setelah lama sakit. Syukur yang memuncak namun singkat (dan menyebabkan kebahagiaan yang ada pun singkat) , kadang tidak lebih dari sekedar euforia.

Syukur yang lebih mantap lagi adalah syukur yang kita lakukan secara kontinu, karena kita bisa melihat bahwa kita mendapatkan nikmat dari Allah SWT lebih dari orang lain. Bahasa enaknya, masih lebih beruntung dari banyak orang. Walaupun keuangan keluarga pas-pasan, tetapi saya masih bisa kuliah. Walaupun mata rabun jauh , tetapi mata masih lengkap dan bisa melihat dengan baik dengan bantuan kacamata. Walau kulit rada hitam , tapi masih buanyak yang lebih hitam. Walau badan kurus, tapi Alhamdulillah untuk makan masih gampang. Kira-kira seperti itu rasa syukur kedua ini. Tentang hal ini saya jadi teringat nasihat Umi saat saya pertama berangkat ke Bandung dua tahun yang lalu ” Arif harus selalu melihat kebawah agar tidak pernah lalai bersyukur. Tapi juga jangan lupa melihat keatas, biar abang terus berusaha maju dan sukses”

Rasa syukur yang paling tinggi adalah rasa syukur disetiap kondisi, baik senang atau susah. Baik saat kita merupakan orang yang paling beruntung, atau paling buntung . Syukur ini dipaparkan secara luar biasa oleh Al-Anissa May dalam buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka. Dikisahkan dalam buku ini bahwa ada seorang khalifah yang berpidato dihadapan ribuaan ummatnya tentang rasa syukur, lebih kurang penggalan pidatonya adalah seperti berikut:

"Kalau engkau kaya, maka bahagiakanlah hatimu. Karena engkau diberi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal yang sulit. Engkau memperoleh pujian dan kekaguman dari orang-orang atas kekayaan yang engkau miliki. Juga kau beroleh kebebasan untuk menafkahkan hartamu dijalan Allah.

Kalau engkau fakir miskin, bahagiakanlah hatimu. Karena sesungguhnya engkau terlepas dari penyakit jiwa yang selalu menimpa si kaya, yaitu kesombongan. Tidak ada orang yang dengki dan hasad karena hartamu. Bahagiakanlah hatimu karena sesungguhnya ini merupaklan nikmat yang tidak ada jalan untuk kecil hati lagi dengki.

Kalau tanah airmu dijajah, maka bahagiakanlah hatimu. Karena penjajahan membuka jalan bagi bunga yang terjajah kepada perjuangan membebaskan diri. Karena itulah perjuangan hidup mati yang meninggalkan nilai bagi manusia. Karena ketahuilah bahwa tidak didapat suatu bangsa yang terus menerus dijajah.

Kalau tanah airmu merdeka, bahagiakanlah hatimu. Karena engkau berdiri sama rendah dan tegak sama tinggi dengan bangsa lain. Engkau memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk mengisinya dengan hal-hal yang baik. Engkau bebas untuk membangun dan memberi manfaat.

Kalau engkau sehat, maka bahagiakanlah hatimu. Karena telah nyata nikmat Allah pada dirimu. Karena dengannya engkau mudah mendaki bukit kesulitan dan melewati jurang hambatan.

Kalau engkau sakit, bahagiakanlah pula hatimu. Karena telah nyata bahwa dirimu adalah medan perjuangan diantara dua alam yang dijadikan Tuhan, yaitu kesehatan dan kesakitan. Kemenangan akan terjadi pada yang kuat, dan kesembuhan mesti datang setelah perjuangan. Baik itu kesembuhan dunia, maupun kesembuhan sejati.....”

Bahagiakanlah hati dengan syukur.
Syukurkanlah hati agar bahagia.